Saturday, January 5, 2019


SKRIPSI
Oleh: Ismaya Dwi Safitri
Aku menulismu dengan sepenuh hati
Aku mencari sebuah masalah terkini
Aku mempelajari berbagai macam teori
Bahkan banyak jurnal dari peneliti

Ku bawa kau ke berbagai ahli
Kau dikoreksi, agar menjadi lebih baik
Menjadi sebuah judul yang tepat dengan isi
Apakah kamu sebuah gambaran atau kamu korelasi

Kamu benar-benar diuji
Apakah kamu layak seleksi?
Atau masih banyak yang perlu direvisi?
Aku yakin dapat menyelesaikan semua ini

Aku tak peduli debu-debu ini mulai menghampiri
Atau dinginnya hujan yang menusuk tulang ini
Bahkan terjaga hingga malam hari
Karena senja masih menanti aku untuk mewujudkan mimpi
Wisuda tahun ini dan meraih masa depan cerah di kemudian hari

Friday, December 21, 2018



HARAPAN SURGA YANG DITITIPKAN
Apakah masih ada harapan di usia senja ini?
Disaat kaki ini sudah tidak dapat melangkah lagi
Disaat telinga ini sudah mulai tidak mendengar lagi
Disaat semua mengalami penurunan fungsi

Aku di sini bersama orang-orang dengan usia dan kondisi yang hampir sama
Ya Allah, tak sedikit pun terlintas di fikiranku
Aku harus menua dan mengakhiri hidup ku disini
Seolah aku tidak memiliki sanak famili

Ya Allah kini aku lemah, bau badanku tak sedap, tak memiliki apa-apa
Bahkan putra ku menitipkan ku di sini
Putra yang dahulu kulahirkan dengan mengorbankan nyawa ku
Ya Allah apa dosaku? Mengapa Ia tega menitipkan surganya di sini?

Pada jiwa yang hampir putus asa ini ku panjatkan do’a pada-Mu ya Rabb
Jaga dia, gerakkan hatinya agar dapat mengingatku
Agar dia dapat menjenguk ku dan membawa ku kembali ke rumah

Dikala kesedihan ini mulai mengisi hati
Ku ucapkan sykur ya Allah masih ada orang yang peduli
Menjagaku dengan sabar di panti jompo ini.

Thursday, December 20, 2018

BEASISWA BIDIKMISI
Beasiswa bidikmisi adalah beasiswa dari pemerintah untuk mahasiswa yang kurang mampu. Beasiswa ang diberikan berdasarkan pengalaman saya yaitu
1. Uang kuliah gratis jika S1 maka selama 8 semester akan gratis, namun jika kuliahnya molor hingga semester 9 keataas, biaya semester 9 ketsa tersebut ditanggung oleh mahasiswa
2. Uang biaya hidup kalau saya dapat 600 ribu dari semester-650 ribu. tergantung universitas masing-masing.

Wednesday, November 21, 2018

ANAK PETANI JADI MAHASISWI MELALUI BIDIKMISI

Cerpen 2

ANAK PETANI JADI MAHASISWI
MELALUI BIDIKMISI

Bumi Allah itu luas maka jangan khawatir dengan rezeki dari Allah. Aku adalah siswa yang mulai bingung melanjutkan hidup kala itu. Ketika perguruan tinggi swasta sudah mulai menerima pendaftaran mahasiswa baru, aku masih berhenti di setengah perjalalanan menuju mimpiku. Rasanya sulit untuk menembus tembok kemustahilan ini, seorang anak petani yang bermimpi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Kelas XII adalah masa dimana aku harus memilih jalan hidupku. Apakah aku akan menikah? Apakah aku akan bekerja? Atau aku akan kuliah? Berkeinginan untuk menikah itu pasti, tetapi aku belum mempersiapkannya. Calon mempelai pria saja aku belum punya, tetapi kalau urusan perjodohan tempatku lah yang paling luar biasa. Sebelum aku lulus SMA aku akan dinikahkan dengan seorang lelaki tetapi usianya terlampau jauh dengan ku yaitu 14 tahun diatas ku. Perjodohan ini dirancang oleh saudara dekatku namu bukan kedua orangtua ku. Perjodohan di tempatku adalah hal biasa untuk usia 18 tahun ketika itu aku sudah dipandang dewasa untuk menikah, karena di tempatku biasanya orang-orang menikah pada usia 15-16 tahun bahkan ada yang baru lulus SD dan dinikahkan. Aku menolak perjodohan ini dengan alasan masih belum siap.
Pilihan kedua adalah bekerja. Ku rasa sebagian besar anak ingin meringankan beban kedua orang tuanya. Bekerja adalah salah satu solusi akan tetapi, aku ingin kuliah. Aku menyampaikan keinginan ku ini kepada orangtua ku, mereka mengatakan bahwa mereka selalu mendukungku akan tetapi memang saat itu keluarga ku tidak memiliki materi yang cukup untuk melanjutkan kuliah. Waktu itu aku langsung mngumpulkan informasi tentang beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi negeri. Aku mulai menanyakan kepada kakak tingkatku bagaimana memperoleh beasiswa. Tidak hanya satu orang yang ku gali informasinya terkait dengan beasiswa. Kakak tingkat mengatakan ada beasiswa untuk kuliah gratis dan mendapatkan uang tunjangan setiap bulannya yaitu adalah beasiswa BIDIKMISI.
Kedua kalinya aku meminta izin untuk kuliah kepada kedua orang tua ku. Ayahku mengatakan “Jika kamu tidak lolos bidikmisi maka kamu jangan kuliah, namun jika kamu lolos bidikmisi maka bapak dan Ibu akan mengusahakan”. Harapan sedikit terlihat ketika kedua orang tua sudah mulai mengizinkanku kuliah. Aku mulai berfikir bagaimana bisa kuliah. Di saat teman-teman ku mengambil bimbel untuk masuk SBMPTN dan sudah mendaftarkan diri di perguruan tinggi swasta aku masih terhenti hingga tiba pada penjaringan siswa yang ingin mengikuti SNMPTN.
Ambisiku adalah menjadi seorang dokter lulusan universitas Indonesia. Ambisi yang sangat besar dan tinggi. Ambisi yang kudapat ketika aku merasakan sakit pada kelas 4 SD, kemudian aku sangat ingin menjadi dokter. Universitas Indonesia adalah universitas tujuan ku dimana belum ada siswa dari SMA ku yang lolos SNMPTN di sana. Aku sudah mengisi kertas penjaringan, kemudian teman-teman ku bertanya tentang apa yang ku pilih. Tentu saja teman-temanku kaget tentang pilihan ku. Aku mulai bimbang ketika salah satu teman ku yang juara 1 kelasku mengambil PGSD di salah satu universitas Negeri yang memiliki ranking di bawah UI waktu itu. Siang malam ku berdo’a untuk memantapkan hati. Kemudian suatu hari aku mengingat kata-kata Ayah dan Ibu. Aku tidak boleh egois, biaya hidup di ibukota tidaklah murah dan menjadi seorang dokter bukan hal yang mudah dan murah. Aku mulai berkonsultasi pada ayah dan ibu serta kakak tingkatku yang sudah berkuliah. Aku buka kembali brosur-brosur yang kudapat dari beberapa expo kampus yang kudatangi.
Salah satu kakak tingkatku menyarankan ku untuk mengambil keperawatan di Universitas Diponegoro. Aku mulai browsing tentang Universitas ini dan jurusan ini. Aku diskusikan kepada ayah dan ibu serta Allah Yang Maha Kuasa.Aku memilih pilihan yang pertama keperawatan Universitas Diponegoro, pilihan kedua Teknologi Hasil Perikanan Universitas Diponegoro dan pilihan ketiga adalah Kebidanan Universitas Brawijaya.
Akhirnya guru BK ku menjaring minat siswa yang akan memilih jurusan pada SNMPTN dan hasilnya dipasang di depan kelas. Ternyata pilihanku ada yang menyamai. Aku kemudian menemui kawanku itu dan kami mendiskusikan terkait pilihan jurusan yang sama dan universitas yang sama kami pilih. Aku ungkapkan terkait dengan cita-citaku dan kondisi keluarga ku mereka pun juga begitu. Kami musyawarahkan siapa yang akan mengalah dan siapa yang maju dengan pilihan ini. Akhirnya pilihan itu jatuh kepadaku dan teman-temanku mengalah dan mereka mengganti pilihan pertama mereka ke universitas lain.
Hari pendaftaran SNMPTN itu telah tiba aku ucapkan basmalah sebelum membuka web pendaftaran secara online. Aku mulai memasukkan jurusan dan universitas yang kupilih sesuai dengan penjaringan kemarin. Sebelum aku mengirim ku pastikan kembali pilihan ku dan kuucapkan basmalah sekali lagi sebelum mengirim.
Hari berganti hari, Ujian Nasional pun tiba aku mengikuti dengan serius. Pengumuman pun tiba. Aku diterima di Universitas Diponegoro jurusan S1-Keperawatan. Setelah iu Aku mengurus berkas bidikmisi. Pada saat aku mengurus berkas, ada salah satu oknum pegawai desa yang enggan mengurus surat-surat ku dan meminta suap uang. Akhirnya kejadian ini ku laporkan ke kepala desa dan oknum dari pegawai kelurahan tadi di tegur bapak kepala desa. Meskipun aku bidikmisi aku tetap keluar uang, untuk mengurus berbagai berkas dan transportasi kesana kemari. Ayahku sempat kesulitan uang dan akhirnya ayahku mejual tenak satu-satunya yaitu sapi untuk biaya kos ku selama setahun. Setelah itu aku mulai beradaptasi di semarang. Banyak sekali hal-hal yang ku syukuri selama kuliah. Sebagai anak yang awalnya tidak mungkin melanjutkan kuliah bahkan tidak mungkin melanjutkan SMA kini aku bisa mengenyam bangku perkuliahan sama seperti anak pejabat, artis dan orang kaya lainnya. Bersyukur mempunyai teman-teman yang begitu baik, selalu medukung kemajuanku. Bersyukur mempunyai kedua orang tua yang selalu mendukungku dalam kebaikan.
Untuk mendapatkan sesuatu pasti ada sesuatu yang kita korbankan. Untuk dapat berkuliah melalui jalur SNMPTN aku harus meninggalkan ambisiku kuliah di Universitas dan jurusan harapanku. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya aku dapat mengenyam pendidikan di Universitas Diponegoro yang merupakan salah satu PTN terbesar di Indonesia. Semua ini tentunya tidak lepas dari perjuangan dan do’a dari orang tua, diri sendiri dan orang-orang terdekat. Kini aku sudah memasuki semester 7 dan mulai menggarap skripsi, kuliah, mengikuti berbagai lomba dan mengembangkan online shop ku.
Orangtuaku adalah motivasi ku untuk terus maju menembus batas kemustahilan. Seorang petani yang dari dahulu dipandang rendah oleh tetangga bahkan kerabat. Sekarang kini ayah dan ibu membuktikan bahwa Allah akan membantu hambanya yang senantiasa berdo’a dan berusaha.

Sunday, October 7, 2018


Berikut merupakan salah satu contoh cerpen yang sangat bermanfaat dan menginspirasi

SETETES KERINGAT PERJUANGAN AYAH
Penulis: Ismaya Dwi Safitri
Mungkin definisi pahlawan menurutku dan menurut kalian itu berbeda. Menurutku pahlawan adalah dia yang rela mengorbankan jiwa, raga, waktu, pikiran dan hartanya untuk yang dicintai dengan ikhlas. Ada beberapa yang ku anggap sebagai pahlawan dalam hidupku dan aku akan menceritakan salah satunya yaitu ayahku.
Ayahku bekerja sebagai petani. Beliau merupakan sosok yag sabar. Beliau memang hanya lulusan SD, tetapi semangat untuk melanjutkan pendidikan anaknya sangat besar. Selain ayahku bekerja sebagai petani, ayahku juga mulai merambah dunia perdagangan karena dirasa penghasilan dari bertani kurang mencukupi. Awalnya saat ayah berdagang ayah masih ikut berjualan dengan orang lain, karena ayah belum memilik modal yang cukup besar untuk berdagang kayu.
Ayah yang mulanya baik-baik saja bekerjasama dengan temannya, namun lama-kelamaan temannya mulai tidak mau diajak bekerjasama karena ayah tidak memiliki modal. Ayah kemudian menjual semua sapi yang dimilikinya kemudian ayah membeli motor sendiri dan memiliki sedikit uang. Ayah mulai berdagang kayu dengan modal yang dimilikinya.  Sebenarnya ayah adalah orang yang mandiri, bukan orang yang ingin membebani orang lain.
Ayah sangat mendukung aku untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas. Ayah kemudian membelikan aku sebuah motor, lagi-lagi ayahku harus menguras tabungannya dan menjual ternaknya. Tidak lama setelah aku masuk SMA keluarga ku mendapatkan ujian yaitu kondisiperekonomian keluargaku benar-benar berada dibawah. Kondisi ini membuat ayah sakit dan kemudian ayah dibawa berobat ke banyak rumah sakit.  Keluarga ku kemudian menjual beberapa barang yang kami miliki di rumah. Kondisi ayah semakin melemah ketika ayah depresi memikirkan ini semua.
Aku tahu kondisi ayah. Dia memikul tanggung jawab yang besar yaitu keluarga. Sedih sekali ketika mengingat ayah terbaring lemah, lemah fisik dan lemah psikis. Waktu itu yang ku ingat adalah satu yaitu Allah. Aku percaya bahwa Allah adalah Yang Maha memberi rizki dan Yang Maha menyembuhkan. Aku mulai memanjatkan do’a-do’a kepada Allah. Aku meminta agar ayah segera sembuh dan aku minta agar Allah memberi rizki kepada keluarga ku yang melimpah lagi bermanfaat. Aku mulai rajin membaca kitab suciku yaitu Al-Qur’an, serta ku baca dengan dengan volume yang cukup nyaring agar ayah dan Ibu juga dapat mendengarnya.
Suatu hari ayah yang dalam keadaan diam saja. Aku mengajak pergi bermain ke rumah tetangga terdekat. Aku lihat ayah sudah mulai nyaman bercengkrama dengan tetangga, aku melihat ayah tertawa. Pada hari berikutnya ayah periksa di suatu klinik ternyata ayah terdeteksi hipoglikemi. Hipoglikemi merupakan suatu penyakit dimana gula dalam darah terlampau rendah dari batas normal. Penyakit ayah sudah mulai terdeteksi dan ayah diberikan obat-obatan untuk rawat jalan di rumah. Berangsur-angsur ayah mulai sembuh dan dapat bekerja seperti sedia kala. Kini pahlawan ku sehat kembali dan siap untuk melakukan kebaikan selanjutnya.
Kebaikan yang sudah menunggu ayah yaitu menguliahkan ku di salah satu PTN terbesar di Jawa Tengah. Atas izin Allah aku dapat lolos SNMPTN disana dengan beasiswa bidikmisi. Berbagai hujatan datang, banyak sekali orang yang merendahkan ayahku dan termasuk ibuku yang dianggap tidak akan mampu menguliahkan aku. Ayah tidak pernah gentar. Dia selalu bekerja keras banting tulang demi aku, meskipun aku mendapat beasiswa dan uang biaya hidup setiap bulan, tetapi itu masih belum cukup sehingga ayah masih harus bekerja keras.
Terkadang aku merasa bosan, lelah dan menyesal telah memilih jalan ini yaitu kuliah karena aku kasihan kepada ayahku yang masih bekerja keras demi aku. Ketika aku merasa pesimis dan menyerah dengan jalan yang ku pilih, aku mengingat kembali perjuangan ayah. Kerjakerasnya yang rela menyebrang bengawan hanya menggunakan sampan dengan membawa dagangannya. Tidaklah mungkin ada anak yang rela menciderai kerja keras seorang ayahnya yang rela mempertaruhkan nyawanya. Kerjakerasnyalah yang selalu memotivasi aku untuk maju, untuk bekerja keras pula dan selalu ikhas dengan jalan yang sudah Allah tetapkan. Keikhlasan ayah memanggil jiwaku untuk melakukan hal yang sama kepada sesama manusia. Aku belajar melakukan hal yang sama dengan mengikuti organisasi.
Pada saat kuliah aku tergabung dalam Himpunan dan rohis. Aku dipertemukan dengan orang-orang yang hebat. Orang-orang yang rela mengabdikan dirinya untuk kepentingan bersama. Manfaat tergabung dalam organisasi aku memiliki banyak teman, memiliki manajemen waktu yang baik, mengetahui cara bersosialisasi yang baik dengan orang lain, berlatih menjadi seorang pemimpin dan masih banyak manfaat yang kudapatkan. Di dalam organisasi mengajarkan ku untuk berkorban dan menolong orang lain, sebagai contoh adalah ketika teman sesama pengurus kekurangan panitia, kekurangan peserta dalam acara, ketika membutuhkan seorang moderator dan ketika membutuhkan seorang pembawa acara saya akan membantu semampu saya.
Kebaikan yang kita lakukan ini merupakan investasi. Pahlawan menginvestasikan semua yang dia punya untuk masa depan. Masa depan orang lain yaitu generasi penerus dan masa depan pahlawan itu sendiri yaitu balasan atas kebaikannya dari Tuhan Yang Maha Esa di akhirat nanti, begitu pula sama halnya dengan. Ayah menginvestasikan semua jerih payahnya untuk masa depan ku dan masa depan beliau.
Investasiku ini kemudian berlanjut pada saat aku mendaftarkan diri sebagai calon ketua Himpunan. Meskipun aku gagal terpilih sebagai ketua himpunan pengabdian ku belum berhenti dan dipilih oleh ketua terpilih menjadi salah satu pengurus harian di Himpunan. Aku masih aktif sebagai pengurus rohis pada tahun kedua disaat banyak orang yang memilih berhenti untuk berorganisasi. Tiba saatnya aku sudah purna sebagai pengurus himpunan dan rohis, amanah itu mencoba datang kembali ketika himpunan ku belum menemui titik mufakat untuk menentukan perwakilan senator dari himpunan. Musyawarah berlangsung selama dua hari. Kala itu aku merupakan salah satu timses dari calon wakil BEM namun amanah itu datang kembali dan lebih membutuhkanku. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar sebagai timses dan mendaftarkan diri sebagai senator. Sekarang aku aktif sebagai senator di Senat Mahasiswa Fakultas badan advokasi.
Setetes keringat perjuangan ayah sangat berarti besar untukku. Di dalam setetes keringatnya terdapat perjuangan, pengorbanan, harapan dan do’a. Berjuang, berkorban dan menyisihkan rasa egois demi kepentingan bersama. Tidak semua orang memiliki sifat kepahlawanan itu. Aku hanya seorang anak manusia yang berusaha meneladani sifat dan sikap kepahlawanan dari ayahku. Semoga kita selalu menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain, bangsa dan agama seperti para pahlawan kita yang telah gugur mendahului kita.








Penulis
Nama   :Ismaya Dwi Safitri
IG        :@ismayads

Saturday, February 10, 2018

AKU DALAM SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

AKU DALAM SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Eko seorang mahasiswa keperawatan dari Kampus terakreditasi A di Jawa Tengah. Eko pulang ke rumah karena dia sedang libur semester ganjil. Ketika dia sampai rumah dia mengetuk pintu seraya berkata “Selamat siang bu”. “Eh Eko akhirnya kamu sampai ruah nak.” Jawab ibunya. “Ibu, tika mana sudah jam segini kok belum pulang, biasanya kan mereka jam setengah tiga sudah sampai rumah.” Tanya Eko kepada ibunya. “Kamu terlalu sibuk dengan urusan kuliah mu nak, sampai tidak tahu adekmu sekarang full day school.” Jawab ibunya. “Oh, full day school, yang sekolahnya dari jam tujuh sampai jam tiga sore kan bu?” Eko menjawab seraya melepaskan jaket yang dia kenakan. “Nha, itu kamu tahu.” Ibu Eko menjelaskan. Ibu nya Eko bernama Yuyun dan Ayahnya eko bernama Imron. Tepat pukul empat sore  Tika telah sampai rumah, perjalanan rumah Tika menuju sekolah memang lumayan jauh perlu waktu 45 menit- 60 menit dari sekolah menuju rumahnya itu rela ia lakukan karena sekolahnya merupakan salah satu sekolah favorit di kota Semarang.
“Selamat sore kak, bu. Kakak sudah sampai rumah, syukurlah” dia tersenyum meskipun wajahnya sudah kusut terkena debu di jalan. “Iya sore nak ganti baju dan makan ya bersama kakak mu.” Kata Ibu Tika penuh dengan kasih sayang. “Baik bu” Tika langsung masuk ke kamar dan menjatuhkan tubuhnya ke Kasur sambil memainkan ponselnya. “Tika katanya mau makan kok lama gak keluar kamar. Kakak dan ayah mu sudah di ruang makan untuk makan bapakmu sampai sudah pulang dari toko tika” Ibu tika masuk ke dalam kamar anak kesayangannya itu. “Ibu Capek bu istirahat dulu ya.” Jawab Tika. “Iya sepuluh menit ya” Jawab ibunya tegas. “Nanti kalau kamu lulus SMA kuliah kayak kakak mu ini ya dia kuliah di keperawatan di universitas ternama di Indonesia.” Kata ayah Tika. “Gak mau ah pak, kakak tuh kuliahnya lama habis S1 harus pendidikan profesi dulu satu tahun. Kakak kan cowok lha aku ini kan cewek pak, Tika sudah tidak mau berfikir lagi. Tika mau langsung kerja aja gak nyusahin bapak Ibu lagi” Jawab Tika. “Sudah nak jangan terlalu dipikirkan soal uang. Uang itu bapak yang mikirin nak.” Jawab Ayah Tika. “Pokoknya habis SMA udah aku gak mau kuliah buk udah gak mau mikir lagi Pak” Jawab Tika lalu dia pergi ke kamar.
Eko ingin mengejar tika. “Eko biarkan tika sendiri dulu.” Kata Ibu Tika. “Kalau tika tidak mau kuliah nanti bagaimana mau sukses. Sekolah mau dibiayain kuliah kok gak mau. Bapak ini pengusaha kaya, kalau Tika tidak kuliah nanti apa kata orang, bapak gak mampu menguliahkan anak padahal bapak Orang mampu” kata Ayah Tika. Ayahnya Tika adalah pengusaha kue dan sudah memiliki 3 toko kue di Semarang. Sementara setelah beberapa menit Ibu Tika menemui Tika di kamar Tika seraya bertanya “Tika jam segini kenapa belum tidur?” “Masih mengerjakan pr bu.” Jawab Tika yang sudah terlihat mengantuk. “Sudah jam sepuluh malam nak besok kan harus bangun subuh. Besok pagi selepas subuh dikerjakan lagi ya” kata Ibu Tika. “Iya bu.” Jawab Tik singkat.
Keesokan harinya Tika berangkat sekolah. Bel berbunyi pertanda pelajaran di mulai Tika dan teman-temannya serius mendengarkan pelajaran Biologi yang dijelaskan Gurunya Pak Fajrul. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh siang. Murid-murid pun berhamburan keluar kelas untuk mengisi perutnya yang sudah mulai kosong begitu juga Tika dan teman-temannya. “Sin, Lis kalian ngerti gak tadi yang di jelasin pak Fajrul mengenai perkembangan tumbuhan? Aku gak ngerti deh soalnya tadi pak Fajrul hanya bicara saja tidak menuliskan atau menggambar di papan tulis, jadinya aku kurang mengerti. Sedangkan apa yang Pak Fajrul terangkan lewat begitu saja di telingaku.” Tika memulai pembicaraan. “Aku juga juga lebih suka kalau bapak Fajrul menerangkan sambil menggambar.” Jawab Sinta. “Tapi aku mengerti tadi apa yang di jelaskan pak Fajrul. Kok kita berbeda ya.” Lisa bertanya-tanya. “Iya karena setahu aku gaya belajar itu bermacam-macam salah satunya kayak aku auditory melalui pendengaran. Kalau kalian ini visual dengan penglihatan, satu lagi kinestetik yaitu sambil memperagakan. Ada beberapa Negara yang menerapkan kelas berdasarkan gaya belajar yang sama tapi di Indonesia belum.” Sinta menawab pertanyaan Lisa. “Iya kalau dijadikan satu kelas dengan type belajar yang sama pasti enak ya. Guru dapat dengan mudah untuk menerangkan. Sebentar lagi udah mau ujian akhir semester 1 ya harus siap-siap belajar. Ya udah yuk masuk kelas udah jam segini sebentar lagi masuk kelas.”
“Tika bagaimana tadi kamu sekolah, apakah kamu merasa senang hari ini” Tanya Eko kepada adiknya yang telah tiba di rumah sekitar 30 menit yang lalu.  “Senang bagaimana kak? Dikasih PR matematika banyak, minggu depan di hari yang sama ada ulangan kimia. Rasanya penat aku kak. Oh ya ini kakak tumben tanyanya tika senang atau tidak waktu di sekolah.” Tika menjawab dengan wajah kesal. “Jadi menurut kakak yang penting itu bagaimana kamu dapat bahagia dengan appa yang kamu jalani saat ini.” Jawab kakaknya. “Beda sama ibu sama bapak ibu setiap hari tanya nilai terus” Tika berpendapat.  “Bapak sama ibu kan sayang kamu sudah berpikirlah positive. Besok kan sabtu kan libur bisa tuh dimanfaatkan untuk mengerjakan tugas.” Eko berkata bijak. “Besok itu tetap masuk kak untuk les mata pelajaran UN dari pukul tujuh sampai pukul dua.” Kata Tika. Tika sudah kelas dua belas SMA. Di Sekolahnya mewajibkan muridnya untuk mengikuti les mata pelajaran yang masuk Ujian Nasional. “Setelah pulang les baru mengerjakan tugas. Dijalanin dek jangan mengeluh terus. Semangat dong.” Eko menyemangati Tika. Tika hanya membalas dengan senyuman.Setelah itu Eko kembali ke kamarnya sendiri untuk
“Eko antarkan adekmu les ke sekolah ya.” Perintah Ibunya. “Terimakasih ya kak sudah mengantar saya. Nanti tolong jemput aku jam 2 ya kak.” Tika meminta tolong. “Okay deh. Kakak duluan ya Tik” Eko langsung memutar balik motor matiknya. “Hay Lisa. Maaf ya hari ini aku nggak boncengin kamu, jadi kamu harus jalan kaki ke sekolah.” Tika menyapa kawannya yang baru tiba dari arah yang sama. ”Gakpapa Tika. Aku tetap senang, lagi pula aku pernah menempuh jarak yang lebih jauh dari ini.” Jawab Lisa. Lisa adalah sahabat Tika. Lisa memang tidak seberuntung Tika yang dibesarkan di keluarga kaya. Lisa seorang anak petani. Dia tidak memiliki kendaraan ke sekolah jadi setiap hari dia dijemput Tika pergi ke sekolah dan Tika juga mengantarkan Lisa kembali ke rumah selepas sekolah. “Itu Sinta.” Kata Lisa kembali. Sinta adalah siswa yang selalu mendapat peringkat satu di kelas, dia juga merupakan anak dari keluarga berada. “Selamat pagi Tika Lisa. Tika, Lisa kita kok pagi banget ya berangkatnya.” Sinta menyapa kawa-kawannya dengan muka berseri-seri. “Selamat pagi juga Sinta.” Jawab Tika dan Lisa. Mereka kemudian berjalan menuju kelas.
Mereka kemudian berjalan menuju kelas sambil berbicang-bincang. “Oh ya besok senin katanya Bu Niken mau masuk kelas untuk membagikan angket jurusan yang dipilih saat SNMPTN.”Sinta memberikan informasi kepada kawan-kawannya. Tika dan Lisa diam. Tika tampak tidak tertarik. SNMPTN memiliki kepanjangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Seleksi ini menggunakan nilai rapor dan nilai UN. “Aku gak mau kuliah. Udah capai mikir. Di SMA saja tigabelas mata pelajaran bagaimana nanti kuliah. Kakak ku kuliah biayanya mahal kena UKT golongan 5 dari 7 golongan. Nanti belum ditambah aku.” Kata Tika. “Bapak kamu kan kaya tik. Jangan khawatir soal dana. Kata kakak ku mata kuliah per semester itu tidak sebanyak di SMA” kata Sinta berkonfrontasi. “Bener kata Sinta kamu kuliah saja tik. Bapak kamu orang kaya. Kalau aku bisa SMA ini aja udah seneng, untung saja aku dapat Kartu Indonesia Pintar.” Kata Lisa dengan sedih.Kartu Indonesia Pintar (KIP) diberikan sebagai penanda dan digunakan untuk menjamin serta memastikan seluruh anak usia sekolah (6-21 tahun) dari keluarga pemegang KKS untuk mendapatkan manfaat Program Indonesia Pintar bila terdaftar di Sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren, Kelompok Belajar (Kejar Paket A/B/C) atau Lembaga Pelatihan maupun Kursus. KIP juga mencakup anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah seperti Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), seperti anak-anak di Panti Asuhan/Sosial, anak jalanan, dan pekerja anak dan difabel. KIP juga berlaku di Pondok Pesantren, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan Lembaga Kursus dan Pelatihan yang ditentukan oleh Pemerintah. Udah ah males bahas bahas kuliah. Sudah ayo masuk kelas aja.” Mereka kemudian bergegas ke kelas dengan langkah sedang.
Pukul dua lebih sepuluh menit Eko tiba di sekolah dan menjemput Tika. Dalam perjalanan mereka berbincang-bincang. “Kak memang kalau kuliah mata peajarannya sedikit ya?” Tanya Tika yang penasaran dengan perkataan Sinta tadi pagi. “Iya tergantung kita mau ambil beban pembelajaran berapa Tik” Jawab Eko singkat. “Enak ya jadi kita bisa memilih apa saja yang kita ambil sesuai kemampuan kita.” Tika menanggapi jawaban kakaknya. “Besok kan kamu libur. Ayo jalan-jalan ke pantai Marina, sekalian ajak teman-teman mu yang cewek ya.” Ajak Eko pada Tika. “Maunya kakak.” Tika menjawab sambil tersenyum. Di Semarang terdapat beberapa lokasi wisata salah satunya yaitu pantai Marina. Pantai Marina berlokasi di Jalan Yos Sudarso, kurang lebih 4 km dari Tugu Muda dan bersebelahan dengan Puri Mareokoco.
“Bu besok aku sama kak eko mau jalan-jalan bu ke pantai marina sama sinta juga.” Tika meminta ijin kepada ibunya. “Iya, Lisa gak diajakin?” Tanya ibunya. “Katanya Lisa harus bantu orang tuanya di rumah bu.” Jawab Tika. “Bersyukur ya Tik, hari minggu masih bisa jalan jalan sementara anak lain harus membantu orang tuanya di rumah.” Ibunya menasehati dengan lembut. “Iya bu” jawab Tika singkat
Tika, Eko dan Sinta telah tiba di pantai Marina. Mereka kemudiian duduk sambil menikmati pantai yang indah. “Kak kenapa sih kita harus kuliah, menempuh pendidikan sepanjang itu dengan berbagai sistem pendidikan yang harus dijalani?’’ Tanya Tika. “Dek kenapa kita harus menempuh pendidika, karena mungkin tanpa pendidikan kita tidak bisa bermain hp, kamu tidak bisa up-load foto di Instagram, mungkin juga kita ke sini jalan kaki, mungkin juga penyakit-penyakit dalam tidak terdeteksi karena tidak ada alatnya, kita juga tidak bisa memakainya” Jawab Eko dengan contoh yang sederhana. “Menurutku pribadi aku merasa keberatan kan dengan sistem pendidikan yang ada. Mata pelajaran yang banyak, yang menuntut kita harus memiliki nilai yang baik di semua mata pelajaran padahal setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan ini juga menimbulkan masalah baru yaitu kebingungan dalam pengambilan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah dari pagi hingga sore. Ini aku sudah kelas dua belas, kalau kelas sepuluh dan sebelas mereka lebih berat karena masih ada organisasi dan ekstrakurikuler. Ini juga berdampak pada kegiatan kita di masyarakat membuat kita tidak dapat bersosialisasi secara baik di masayarakat. Ada beberapa guru yang menjelaskan tidak sesuai dengan cara belajarku. Belum nanti sistem ranking yang membuat bebeberapa anak terdiskriminasi serta dianggap bodoh.” Tika mengungkapkan pendapatnya. “Kebijakan yang ada pasti ada kekurangan dan kelebihan. Tetapi sistem pendidikan yang dibuat itu ada alasannya. Mungkin saat ini sistem pendidikan yang ada seperti itu, tetapi ada beberapa sistem yang sudah mulai berubah diantaranya ranking sudah tidak ditulis di dalam raport. Pemerintah juga tidak menutup diri jika ada kritikan dan saran dari rakyat” jawab kakaknya. Setelah itu mereka kembali asyik menikmati pantai dengan menyusuri sepanjang bibir pantai Marina.
Seminggu lagi Tika akan melaksanakan Ujian Akhir Semester lima. Tika belajar dengan sungguh-sungguh terkadang dia juga belajar kelompok dengan Sinta dan Lisa. Ujian telah berlalu dan tibalah pengambilan rapor. Di dalam rapor memang tidak dituliskan juara, tetapi sepuluh besar peringkat teratas besar tetap dibacakan oleh wali kelasnya Bu Wida. Semester lalu tika mendapat juara 8. “Saya akan menyebutkan juara di kelas ini mulai dari juara satu hingga sepuluh. Juara satu yaitu Tony. Juara dua yaitu Sinta. Juara Tiga yaitu Lisa. Juara empat yaitu Anton. Juara Lima yaitu Rosa. Juara Enam yaitu Fika. Juara Tujuh yaitu Mutiara. Juara Delapan yaitu Yoga. Juara Sembilan yaitu Anis. Juara Sepuluh yaitu Tika.” Bu Wida telah menyebutkan jura dari satu hingga sepuluh. Setelah itu pembagian rapor ditutup. Semua orang tua dan wali pulang ke rumah begitu pula dengan Ayah Tika.
Tiba di rumah Pak Imron disambut istri dan anaknya. Pak Imron tampak kecewa. Kemudian Tika bertanya kepada ayahnya “Bagaimana pak rapor saya?” “Kamu ya Tik, gak mau belajar Ranking selalu anjlok. Apa yang Kamu pikirkan? Tari mu itu?” Tika memiliki hobi menari tetapi semenjak kelas duabelas dia sudah tidak menari lagi. “Maafin Tika pak, bu. Tika sudah berusaha dan belajar dengan serius.” Jawab Tika sambil menangis. “Tika ranking sepuluh buk, anjlok. Apa ini cara kamu agar bapak tidak menguliahkan kamu Tik?” Tanya Bapaknya sedikit membentak. Tika pergi ke kamar kemudian sambil menangis sesegukkan.
Eko pun mengejar Tika ke kamar. “Bapak itu sayang sama kamu, mungkin penyampaian bapak yang belum bisa kamu terima.” Kata Eko menenangkan Tika. Kenapa sih kak sistem pendidikan di Indonesia harus ada juara juara yang harus disebutkan?” Tanya Tika sambil menggebuk-gebuk bantalnya. “Itu untuk mengukur kemampuan kamu Tika.” Jawab kakanya lagi. “Tika memang tidak terlalu menonjol di bagian akademik kak tetapi Tika pintar menari.” Tika membela diri. “Kamu sabar dulu kamu belajar aja tunjukin ke bapak ibu bahwa kamu pasti bisa.” Kata Eko menyemangati Tika
            Sinta dan Lisa kebetulan bermain ke rumah Tika. “Selamat Siang Om Imron Tante Elsa.” Sapa Sinta kepada orang tua sahabatnya itu. “Iya selamat siang juga Sinta, Lisa.” Bu Elsa kembali menjawab sapaan kedua sahabat Tika itu yang sudah sering bermain ke rumah Tika. “Tika dimana Tante?” Tanya Lisa. “Tika di kamar nak, ke kamar saja ya.” Jawab Bu Elsa. “Baik bu” Jawab Sinta dan Lisa serempak. Sesampainya Sita dan Lisa di kamar Tika mereka melihat tika menangis. “Tika kenapa kamu menangis.” Tanya Sinta khawatir. “Ranking ku anjlok dari semester lalu. Aku tambah yakin buat gak kuliah.” Jawab Tika. Sinta menanggapi “Kamu bisa menganmbil kuliah sesuai dengan kemampuan kamu, tidak perlu menangis.” “Kamu beruntung Tika orang tua mu mampu menguliahkan mu. Sementara aku masih bingung harus bagaimana. Aku meminta kuliah pada orang tua ku. Tetapi orang tua ku tidak mampu. Mungkin selepas ini aku mau langsung kerja dan mengubur cita cita ku untuk menjadi seorang Sarjana Teknik.” Jawab Lisa sambil meneteskan air mata. Ternyata sedari tadi Pak Imron dan Bu Elsa mendengarkan dibalik pintu.
Timbullah suara dari arah luar “Nak, maaf kan bapak dan ibu yang terlalu mengaturmu. Itu semua karena bapak dan ibu sayang sama kamu. Bapak dan ibu pingin kamu menjadi orang yang terdidik. Kamu harus bersyukur bapak dan ibu diberikan rezeki yang banyak.” Kata Bu Elsa. Eko menimpali “sejak seminggu yang lalu kamu kan protes terkait sistem pendidikan di Indonesia, nha sebagai anak muda ayo memberi perubahan berikan solusi kepada pemerintah misalnya kamu bisa kuliah setelah itu kamu bisa bekerja di Dinas Pendidikan kamu bisa menyumbangkan ide ide terkait sistem pendidikan, sukur-syukur kamu jadi Menteri Pendidikan di Indonesia.” “Benar kata kakak mu Tik. Tidak usah kamu pikirkan yang negativ. Pikirkan yang positiv terkait pendidikan.” Kata Pak Imron. “Lisa tidak perlu takut untuk tidak bisa kuliah. Kamu kan juara tiga di sekolah, kamu jangan minder pemerintah sudah membuat program Beasiswa Bidikmisi untuk siswa yang kurang mampu, teman kakak ada yang menerima beasiswa tersebut, selain dia gratis kuliahnya dia juga mendapat uang saku setiap bulannya untuk memenuhi kehidupannya. Sudah ya kalian semua harus rajin belajar jadilah generasi penerus yang berguna bagi Bangsa. Nanti kalau kamu kuliah Tik meskipun tidak di seni tari, di kampus banyak UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) semacam ekstrakurikuler dan kamu juga bisa mengembangkan hobi mu. Sekarang semuanya harus semangat ya.” Kata Eko memberikan informasi hingga Tika dan Lisa berhenti menangis. “Ok Tika akan rajin belajar tapi tika jangan dimarahi terus karena nilainya turun, bapak ibu dukung Tika ya” kata Tika sambil memeluk Ibunya. “Bapak pasti dukung kamu Tika” Kata Pak Imron sambil mengusap kepala Tika
Akhirnya ketiga orang yang bersahabat itu pun mendaftar SNMPTN dan ketiganya diterima di Perguruan Tinggi favorit di Indonesia. Lisa tetap di Semarang dia di terima di Teknik Geologi, Shinta diterima di jurusan Kedokteran di Kota Solo, dan Tika mengambil pendidikan Matematika di Semarang, Tika juga ikut UKM tari daerah di kampusnya. Tika juga sudah sering didelegasikan lomba tari daerah di tingkat Nasional dia juga mendapatkan juara diberbagai ajang yang diikutinya. Tika juga aktiv di BEM kampusnya dalam bidang social dan politik. Saat hari Pendidikan Nasional dia dan kawan-kawannya audiensi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah terkait sistem pendidikan di Indonesia.Tika juga sekarang meyadari seberapa penting pendidikan untuknya. Pendidikan membuka wawasannya. Seua orang bisa saja tidak terima dengan suatu kebijakan, tetapi kebijakan tidak akan berubah tanpa suatu tindakan. Pilihannya hanya dua yaitu menerima kebijakan atau merubahnya.











“Pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin serta keselamatan hidup lahir.” (Ki Hajar Dewantara)

Tuesday, February 6, 2018

PENGUSAHA PARIWISATA MUDA
GUNA MENYONGSONG INDONESIA EMAS 2045

Bonus demografi adalah keadaan di mana usia produktif akan lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif. Usia produktif yaitu usia mulai dari 15 sampai dengan usia 64 tahun sekitar 70% dari seluruh penduduk Indonesia. Sedangkan usia tidak produktif yaitu usia mulai dari 14 tahun ke bawah dan usia mulai dari 65 tahun ke atas berjumlah sekitar 30% dari seluruh penduduk Indonesia.  Pada tahun 2020-2030 Indonesia diprediksi memiliki bonus demografi dimana nanti penduduk Indonesia akan didominasi oleh penduduk dengan usia produktif (Rosari, 2017). Prediksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 sekitar 271 juta itu berarti 189,7 juta merupakan penduduk usia produktif. Pada tahun 2030 jumlah penduduk Indonesia diprediksi mencapai 296 juta yang berarti 207,2 juta penduduk Indonesia berusia produktif (Kementrian PPN/Bappenas dkk, 2013). Akankah dengan adanya bonus demografi ini menjadi salah satu daya dorong untuk mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045 dimana Indonesia tepat berusia 100 tahun?
Pemerintah memang memiliki cita-cita menjadikan Indonesia Emas pada tahun 2045 dimana penduduk Indonesia mampu bersaing di segala bidang. Menuju Indonesia Emas 2045 kita tidak dapat menutup mata jika angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi. Dikutip dari laman website resmi Badan pusat Statistik Nasional tercatat sampai bulan Maret 2017 yaitu sekitar 10,64% penduduk Indonesia masih dikategorikan miskin itu berarti sekitar 27,88 juta dari seluruh penduduk Indonesia saat ini. Angka yang cukup besar untuk dapat ditembus untuk mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045 yang akan datang. Lalu bagaimana Indonesia dapat mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045? Persaingan akan semakin ketat di segala lini, MEA telah dibuka pada 31 Desember 2015 lalu dan pasar bebas WTO akan segera di buka pada tahun 2020. Kemudian bagaimana kita dapat meretas angka kemiskinan tersebut? Siapa yang memiliki andil besar dalam hal ini?
Berbicara siapa yang memiliki andil besar dalam hal ini, tentunya semua Warga Negara Indonesia memiliki andil besar. “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” Bung Karno. Ungkapan Bung Karno tersebut setidaknya menjawab pertanyaan yang kita lontarkan tadi. Meskipun semua Warga Negara Indonesia berhak dan berkwajiban untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia emas ini tetapi pemuda memiliki peran penting untuk hal ini. Pemuda yang saya maksud disini adalah mahasiswa. Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa memiliki tanggung jawab besar dalam tatanan masyarakat, antara lain (Satries, 2009):
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Spontanitas dan pengabdiannya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan kepribadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman pengalaman yang dapat merelevansikakan pendapat, sikap, dan tindakannya dengan kenyataan yang ada.
Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Emas ada tahun 2045 mahasiswa harus banyak mempelajari negara-negara yang sudah maju, misalnya Singapura. Singapura hanya memiliki luas daerah yang hanya sekitar 581.5 Km2 tapi mampu menjadi negara maju (Yudha, 2007). Indonesia memiliki luas wilayah yang jauh lebih luas dari pada Singapura yaitu 1,937 juta Km2 dan luas lautan yaitu 3,1 juta Km2 dan ini kelebihan perta ma yang dimiliki Indonesia (Sulistiyono, 2010). Kedua Indonesia memiliki SDM yang kuantitasnya lebih banyak dari Singapura ditambah lagi Indonesia pada tahun 2020-2030 diprediksi akan memiliki bonus demografi. Sekarang yang harus Indonesia lakukan adalah bagaimana akan mengelola bonus demografi yang akan datang dan wilayah tersebut untuk menyongsong Indonesia emas pada tahun 2045. Salah satu kriteria negara maju adalah diperlukan 5% pengusaha dari negara tersebut, sedangkan pengusaha di Indonesia terhitung hanya 3,1% pada tahun 2017 dilansir dari website resmi Kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah republic Indonesia. Sekarang ini pemerintah sedang gencar-gencarnya mendukung pemuda agar mau berwirausaha. Presiden kita Joko Widodo pernah mengungkapkan terkait dukungannya kepada pemuda yang mau merambah bisnis di sector pariwisata (Sukmana, 2017). Kita ketahui bahwa Indonesia nan luas ini memiliki banyak sekali spot indah yang dapat kita kunjungi dan jika mahasiswa mau memanfaatkannya maka sector ini akan banyak di lirik dan menghasilkan keuntungan yang besar.
Saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi terkait dengan rencananya yang mendukung pemuda untuk berwirausaha di sector pariwisata karena masih banyak wilayah Indonesia yang belum di sentuh dan diberdayagunakan padahal jika para pemuda mau untuk mengambil peluang ini pasti kemajuan akan dapat diraih. Banyak orang mencari spot yang indah untuk melepaskan rasa lelah dan merilekskan ototnya yang tegang dari pekerjaannya sehari-hari. Bahkan banyak orang yang rela membayar mahal demi dapat menikmati pemandangan yang indah. Bisnis di sector pariwisata dapat dipadukan dengan bisnis-bisnis yang lain diantaranya kuliner makanan daerah, pakaian daerah misalnya batik, kerajinan daerah dan tempat penginapan. serta kita dapat memperkenalkan budaya daerah seperti yang kita tahu salah satu daerah destinasi wisata terkenal di Indonesia yaitu Bali.
Ketika para pelancong berkunjung ke suatu daerah pariwisata tentu saja mereka membutuhkan makan. Hal ini merupakan peluang juga bagi pebisnis untuk menghadirkan makanan khas daerah tersebut. Selain makanan, para wisatawan khususnya wanita pasti menyukai untuk berbelanja pakaian dan aksesoris. Pemuda dapat menyumbangkan ide terkait pembuatan pakaian daerah dan aksesoris yang unik dan khas daerah tersebut namun tetap kekinian. Bagi para wisatawan yang ingin berlibur panjang pengusaha muda dapat membuka tempat penginapan yang aman, nyaman dan unik sehingga wisatawan betah untuk berlibur di daerah tersebut.
Pengusaha muda juga dapat menampilkan kebudayaan daerah untuk hiburan misalnya tari daerah, teater daerah dan lagu daerah. Selain berbisnis pemuda juga dapat melestarikan kebudayaan. Bagi wisatawan dalam Negeri akan bertambah rasa nasionalismenya ddan bagi wisatawan asing akan mendapatkan hiburan dan pengetahuan kebudayaan baru. Dirambahnya sector pariwisata untuk bisnis ini berarti dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat sehingga dapat menuntaskan kemiskinan.
Pemuda sangat berpengaruh dalam mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045 yang akan datang dan menuntaskan angka kemiskinan di Indonesia. Bonus demografi dan luas wilayah Indonesia dapat dimanfaatkan para pemuda untuk membuka usaha di sector pariwisata. Pengembangan bisnis pariwisata di daerah memiliki prospek yang sangat bagus selain dapat menghasilkan keuntungan dapat juga menambah rasa cinta nasionalisme bagi wisatawan Indonesia. Bagi wisatawan asing mereka dapat menikmati wisata yang indah bahkan kebudayaan yang berbeda dari negaranya.


DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2017). Diakses pada 7 Desember 2017 dari https://www.bps.go.id/
KEMENTRIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. (2017). Ratio wirausaha Indonesia naik jadi 3,1persen. Diakses pada 7 Desember 2017 dari http://www.depkop.go.id/content/read/ratio-wirausaha-indonesia-naik-jadi-31-persen/
Kementrian PPN/Bappenas, Badan Pusat Statistik dan United Nations Population Fund. (2013). Proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Rosari, A. (2017). Bonus demografi dan dampak terhadap Indonesia. Diakses pada 12 Desember 2017 dari https://www.kompasiana.com/andhinirosari/5a2e2c4acf01b4574160ed32/bonus-demografi-dan-dampak-terhadap-indonesia
Satries, W.I. (2009). Peran serta pemuda dalam pembangunan masyarakat. Diakses pada 7 Desember 2017 dari file:///C:/Users/acer/Downloads/264-994-1-PB.pdf
Sulistiyono, S.T. (2010). Konsep batas wilayah negara di nusantara. Diakses pada 13 Desember 2017 dari http://eprints.undip.ac.id/3258/2/13_artikel_pak_Singgih.pdf

Yudha, A.R.W. (2007). Reklamasi Singapura sebagai potensi konflik delimitasi perbatasan wilayah Indonesia-Singapura. Diakses pada 12 Desember 2017 dari http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-global04%20wisnu.pdf