PENGUSAHA PARIWISATA MUDA
GUNA MENYONGSONG INDONESIA EMAS 2045
Bonus demografi
adalah keadaan di mana usia produktif akan lebih banyak dibandingkan dengan
usia tidak produktif. Usia produktif yaitu usia mulai dari 15 sampai dengan
usia 64 tahun sekitar 70% dari seluruh penduduk Indonesia. Sedangkan usia tidak
produktif yaitu usia mulai dari 14 tahun ke bawah dan usia mulai dari 65 tahun
ke atas berjumlah sekitar 30% dari seluruh penduduk Indonesia.
Pada tahun 2020-2030 Indonesia diprediksi memiliki bonus demografi dimana nanti
penduduk Indonesia akan didominasi oleh penduduk dengan usia produktif (Rosari,
2017). Prediksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 sekitar 271 juta itu
berarti 189,7 juta merupakan penduduk usia produktif. Pada tahun 2030 jumlah
penduduk Indonesia diprediksi mencapai 296 juta yang berarti 207,2 juta
penduduk Indonesia berusia produktif (Kementrian PPN/Bappenas dkk, 2013). Akankah
dengan adanya bonus demografi ini menjadi salah satu daya dorong untuk
mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045 dimana Indonesia tepat berusia 100
tahun?
Pemerintah memang memiliki cita-cita
menjadikan Indonesia Emas pada tahun 2045 dimana penduduk Indonesia mampu
bersaing di segala bidang. Menuju Indonesia Emas 2045 kita tidak dapat menutup
mata jika angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi. Dikutip dari laman
website resmi Badan pusat Statistik Nasional tercatat sampai bulan Maret 2017
yaitu sekitar 10,64% penduduk Indonesia masih dikategorikan miskin itu berarti
sekitar 27,88 juta dari seluruh penduduk Indonesia saat ini. Angka yang cukup
besar untuk dapat ditembus untuk mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045 yang
akan datang. Lalu bagaimana Indonesia dapat mewujudkan Indonesia Emas pada
tahun 2045? Persaingan akan semakin ketat di segala lini, MEA telah dibuka pada
31 Desember 2015 lalu dan pasar bebas WTO akan segera di buka pada tahun 2020.
Kemudian bagaimana kita dapat meretas angka kemiskinan tersebut? Siapa yang
memiliki andil besar dalam hal ini?
Berbicara siapa yang memiliki andil besar
dalam hal ini, tentunya semua Warga Negara Indonesia memiliki andil besar. “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut
semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”
Bung Karno. Ungkapan Bung Karno tersebut setidaknya menjawab pertanyaan yang
kita lontarkan tadi. Meskipun semua Warga Negara Indonesia berhak dan
berkwajiban untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia emas ini tetapi
pemuda memiliki peran penting untuk hal ini. Pemuda yang saya maksud disini
adalah mahasiswa. Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa memiliki
tanggung jawab besar dalam tatanan masyarakat, antara lain (Satries, 2009):
a.
Kemurnian idealismenya
b.
Keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan
baru
c.
Semangat pengabdiannya
d.
Spontanitas dan pengabdiannya
e.
Inovasi dan kreativitasnya
f.
Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g.
Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan kepribadiannya
yang mandiri
h.
Masih langkanya pengalaman pengalaman yang dapat merelevansikakan pendapat,
sikap, dan tindakannya dengan kenyataan yang ada.
Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Emas
ada tahun 2045 mahasiswa harus banyak mempelajari negara-negara yang sudah
maju, misalnya Singapura. Singapura hanya memiliki luas daerah yang hanya
sekitar 581.5 Km2 tapi mampu menjadi negara maju (Yudha, 2007). Indonesia
memiliki luas wilayah yang jauh lebih luas dari pada Singapura yaitu 1,937 juta
Km2 dan luas lautan yaitu 3,1 juta Km2 dan ini kelebihan
perta ma yang dimiliki Indonesia (Sulistiyono, 2010). Kedua Indonesia memiliki
SDM yang kuantitasnya lebih banyak dari Singapura ditambah lagi Indonesia pada
tahun 2020-2030 diprediksi akan memiliki bonus demografi. Sekarang yang harus Indonesia
lakukan adalah bagaimana akan mengelola bonus demografi yang akan datang dan
wilayah tersebut untuk menyongsong Indonesia emas pada tahun 2045. Salah satu
kriteria negara maju adalah diperlukan 5% pengusaha dari negara tersebut,
sedangkan pengusaha di Indonesia terhitung hanya 3,1% pada tahun 2017 dilansir
dari website resmi Kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah republic
Indonesia. Sekarang ini pemerintah sedang gencar-gencarnya mendukung pemuda
agar mau berwirausaha. Presiden kita Joko Widodo pernah mengungkapkan terkait
dukungannya kepada pemuda yang mau merambah bisnis di sector pariwisata
(Sukmana, 2017). Kita ketahui bahwa Indonesia nan luas ini memiliki banyak
sekali spot indah yang dapat kita
kunjungi dan jika mahasiswa mau memanfaatkannya maka sector ini akan banyak di
lirik dan menghasilkan keuntungan yang besar.
Saya sangat setuju dengan apa yang
disampaikan oleh Presiden Jokowi terkait dengan rencananya yang mendukung
pemuda untuk berwirausaha di sector pariwisata karena masih banyak wilayah
Indonesia yang belum di sentuh dan diberdayagunakan padahal jika para pemuda
mau untuk mengambil peluang ini pasti kemajuan akan dapat diraih. Banyak orang
mencari spot yang indah untuk
melepaskan rasa lelah dan merilekskan ototnya yang tegang dari pekerjaannya sehari-hari.
Bahkan banyak orang yang rela membayar mahal demi dapat menikmati pemandangan
yang indah. Bisnis di sector pariwisata dapat dipadukan dengan bisnis-bisnis
yang lain diantaranya kuliner makanan daerah, pakaian daerah misalnya batik,
kerajinan daerah dan tempat penginapan. serta kita dapat memperkenalkan budaya
daerah seperti yang kita tahu salah satu daerah destinasi wisata terkenal di
Indonesia yaitu Bali.
Ketika para pelancong berkunjung ke suatu
daerah pariwisata tentu saja mereka membutuhkan makan. Hal ini merupakan
peluang juga bagi pebisnis untuk menghadirkan makanan khas daerah tersebut.
Selain makanan, para wisatawan khususnya wanita pasti menyukai untuk berbelanja
pakaian dan aksesoris. Pemuda dapat menyumbangkan ide terkait pembuatan pakaian
daerah dan aksesoris yang unik dan khas daerah tersebut namun tetap kekinian.
Bagi para wisatawan yang ingin berlibur panjang pengusaha muda dapat membuka
tempat penginapan yang aman, nyaman dan unik sehingga wisatawan betah untuk
berlibur di daerah tersebut.
Pengusaha muda juga dapat menampilkan
kebudayaan daerah untuk hiburan misalnya tari daerah, teater daerah dan lagu
daerah. Selain berbisnis pemuda juga dapat melestarikan kebudayaan. Bagi wisatawan
dalam Negeri akan bertambah rasa nasionalismenya ddan bagi wisatawan asing akan
mendapatkan hiburan dan pengetahuan kebudayaan baru. Dirambahnya sector
pariwisata untuk bisnis ini berarti dapat membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat setempat sehingga dapat menuntaskan kemiskinan.
Pemuda sangat berpengaruh dalam mewujudkan
Indonesia Emas pada tahun 2045 yang akan datang dan menuntaskan angka
kemiskinan di Indonesia. Bonus demografi dan luas wilayah Indonesia dapat
dimanfaatkan para pemuda untuk membuka usaha di sector pariwisata. Pengembangan
bisnis pariwisata di daerah memiliki prospek yang sangat bagus selain dapat
menghasilkan keuntungan dapat juga menambah rasa cinta nasionalisme bagi
wisatawan Indonesia. Bagi wisatawan asing mereka dapat menikmati wisata yang
indah bahkan kebudayaan yang berbeda dari negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2017). Diakses pada 7 Desember 2017
dari https://www.bps.go.id/
KEMENTRIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK
INDONESIA. (2017). Ratio wirausaha
Indonesia naik jadi 3,1persen. Diakses pada 7 Desember 2017 dari http://www.depkop.go.id/content/read/ratio-wirausaha-indonesia-naik-jadi-31-persen/
Kementrian PPN/Bappenas, Badan Pusat Statistik dan United
Nations Population Fund. (2013). Proyeksi
penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Rosari, A. (2017). Bonus
demografi dan dampak terhadap Indonesia. Diakses pada 12 Desember 2017 dari
https://www.kompasiana.com/andhinirosari/5a2e2c4acf01b4574160ed32/bonus-demografi-dan-dampak-terhadap-indonesia
Satries, W.I. (2009). Peran
serta pemuda dalam pembangunan masyarakat. Diakses pada 7 Desember 2017
dari file:///C:/Users/acer/Downloads/264-994-1-PB.pdf
Sulistiyono, S.T. (2010). Konsep batas wilayah negara di
nusantara. Diakses pada 13 Desember 2017 dari http://eprints.undip.ac.id/3258/2/13_artikel_pak_Singgih.pdf
Yudha, A.R.W. (2007). Reklamasi
Singapura sebagai potensi konflik delimitasi perbatasan wilayah
Indonesia-Singapura. Diakses pada 12 Desember 2017 dari http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-global04%20wisnu.pdf
No comments:
Post a Comment