Berikut merupakan salah satu contoh cerpen yang sangat bermanfaat dan menginspirasi
Penulis:
Ismaya Dwi Safitri
Mungkin
definisi pahlawan menurutku dan menurut kalian itu berbeda. Menurutku pahlawan
adalah dia yang rela mengorbankan jiwa, raga, waktu, pikiran dan hartanya untuk
yang dicintai dengan ikhlas. Ada beberapa yang ku anggap sebagai pahlawan dalam
hidupku dan aku akan menceritakan salah satunya yaitu ayahku.
Ayahku
bekerja sebagai petani. Beliau merupakan sosok yag sabar. Beliau memang hanya
lulusan SD, tetapi semangat untuk melanjutkan pendidikan anaknya sangat besar.
Selain ayahku bekerja sebagai petani, ayahku juga mulai merambah dunia
perdagangan karena dirasa penghasilan dari bertani kurang mencukupi. Awalnya
saat ayah berdagang ayah masih ikut berjualan dengan orang lain, karena ayah
belum memilik modal yang cukup besar untuk berdagang kayu.
Ayah
yang mulanya baik-baik saja bekerjasama dengan temannya, namun lama-kelamaan
temannya mulai tidak mau diajak bekerjasama karena ayah tidak memiliki modal.
Ayah kemudian menjual semua sapi yang dimilikinya kemudian ayah membeli motor
sendiri dan memiliki sedikit uang. Ayah mulai berdagang kayu dengan modal yang
dimilikinya. Sebenarnya ayah adalah
orang yang mandiri, bukan orang yang ingin membebani orang lain.
Ayah
sangat mendukung aku untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas.
Ayah kemudian membelikan aku sebuah motor, lagi-lagi ayahku harus menguras
tabungannya dan menjual ternaknya. Tidak lama setelah aku masuk SMA keluarga ku
mendapatkan ujian yaitu kondisiperekonomian keluargaku benar-benar berada dibawah.
Kondisi ini membuat ayah sakit dan kemudian ayah dibawa berobat ke banyak rumah
sakit. Keluarga ku kemudian menjual
beberapa barang yang kami miliki di rumah. Kondisi ayah semakin melemah ketika
ayah depresi memikirkan ini semua.
Aku
tahu kondisi ayah. Dia memikul tanggung jawab yang besar yaitu keluarga. Sedih
sekali ketika mengingat ayah terbaring lemah, lemah fisik dan lemah psikis.
Waktu itu yang ku ingat adalah satu yaitu Allah. Aku percaya bahwa Allah adalah
Yang Maha memberi rizki dan Yang Maha menyembuhkan. Aku mulai memanjatkan
do’a-do’a kepada Allah. Aku meminta agar ayah segera sembuh dan aku minta agar
Allah memberi rizki kepada keluarga ku yang melimpah lagi bermanfaat. Aku mulai
rajin membaca kitab suciku yaitu Al-Qur’an, serta ku baca dengan dengan volume
yang cukup nyaring agar ayah dan Ibu juga dapat mendengarnya.
Suatu
hari ayah yang dalam keadaan diam saja. Aku mengajak pergi bermain ke rumah
tetangga terdekat. Aku lihat ayah sudah mulai nyaman bercengkrama dengan
tetangga, aku melihat ayah tertawa. Pada hari berikutnya ayah periksa di suatu
klinik ternyata ayah terdeteksi hipoglikemi. Hipoglikemi merupakan suatu
penyakit dimana gula dalam darah terlampau rendah dari batas normal. Penyakit
ayah sudah mulai terdeteksi dan ayah diberikan obat-obatan untuk rawat jalan di
rumah. Berangsur-angsur ayah mulai sembuh dan dapat bekerja seperti sedia kala.
Kini pahlawan ku sehat kembali dan siap untuk melakukan kebaikan selanjutnya.
Kebaikan
yang sudah menunggu ayah yaitu menguliahkan ku di salah satu PTN terbesar di
Jawa Tengah. Atas izin Allah aku dapat lolos SNMPTN disana dengan beasiswa
bidikmisi. Berbagai hujatan datang, banyak sekali orang yang merendahkan ayahku
dan termasuk ibuku yang dianggap tidak akan mampu menguliahkan aku. Ayah tidak
pernah gentar. Dia selalu bekerja keras banting tulang demi aku, meskipun aku
mendapat beasiswa dan uang biaya hidup setiap bulan, tetapi itu masih belum
cukup sehingga ayah masih harus bekerja keras.
Terkadang
aku merasa bosan, lelah dan menyesal telah memilih jalan ini yaitu kuliah
karena aku kasihan kepada ayahku yang masih bekerja keras demi aku. Ketika aku
merasa pesimis dan menyerah dengan jalan yang ku pilih, aku mengingat kembali
perjuangan ayah. Kerjakerasnya yang rela menyebrang bengawan hanya menggunakan
sampan dengan membawa dagangannya. Tidaklah mungkin ada anak yang rela
menciderai kerja keras seorang ayahnya yang rela mempertaruhkan nyawanya.
Kerjakerasnyalah yang selalu memotivasi aku untuk maju, untuk bekerja keras
pula dan selalu ikhas dengan jalan yang sudah Allah tetapkan. Keikhlasan ayah
memanggil jiwaku untuk melakukan hal yang sama kepada sesama manusia. Aku
belajar melakukan hal yang sama dengan mengikuti organisasi.
Pada
saat kuliah aku tergabung dalam Himpunan dan rohis. Aku dipertemukan dengan
orang-orang yang hebat. Orang-orang yang rela mengabdikan dirinya untuk
kepentingan bersama. Manfaat tergabung dalam organisasi aku memiliki banyak
teman, memiliki manajemen waktu yang baik, mengetahui cara bersosialisasi yang
baik dengan orang lain, berlatih menjadi seorang pemimpin dan masih banyak
manfaat yang kudapatkan. Di dalam organisasi mengajarkan ku untuk berkorban dan
menolong orang lain, sebagai contoh adalah ketika teman sesama pengurus
kekurangan panitia, kekurangan peserta dalam acara, ketika membutuhkan seorang
moderator dan ketika membutuhkan seorang pembawa acara saya akan membantu
semampu saya.
Kebaikan
yang kita lakukan ini merupakan investasi. Pahlawan menginvestasikan semua yang
dia punya untuk masa depan. Masa depan orang lain yaitu generasi penerus dan
masa depan pahlawan itu sendiri yaitu balasan atas kebaikannya dari Tuhan Yang
Maha Esa di akhirat nanti, begitu pula sama halnya dengan. Ayah
menginvestasikan semua jerih payahnya untuk masa depan ku dan masa depan beliau.
Investasiku
ini kemudian berlanjut pada saat aku mendaftarkan diri sebagai calon ketua
Himpunan. Meskipun aku gagal terpilih sebagai ketua himpunan pengabdian ku
belum berhenti dan dipilih oleh ketua terpilih menjadi salah satu pengurus
harian di Himpunan. Aku masih aktif sebagai pengurus rohis pada tahun kedua
disaat banyak orang yang memilih berhenti untuk berorganisasi. Tiba saatnya aku
sudah purna sebagai pengurus himpunan dan rohis, amanah itu mencoba datang
kembali ketika himpunan ku belum menemui titik mufakat untuk menentukan
perwakilan senator dari himpunan. Musyawarah berlangsung selama dua hari. Kala
itu aku merupakan salah satu timses dari calon wakil BEM namun amanah itu
datang kembali dan lebih membutuhkanku. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar
sebagai timses dan mendaftarkan diri sebagai senator. Sekarang aku aktif
sebagai senator di Senat Mahasiswa Fakultas badan advokasi.
Setetes
keringat perjuangan ayah sangat berarti besar untukku. Di dalam setetes
keringatnya terdapat perjuangan, pengorbanan, harapan dan do’a. Berjuang,
berkorban dan menyisihkan rasa egois demi kepentingan bersama. Tidak semua
orang memiliki sifat kepahlawanan itu. Aku hanya seorang anak manusia yang
berusaha meneladani sifat dan sikap kepahlawanan dari ayahku. Semoga kita
selalu menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain, bangsa dan agama
seperti para pahlawan kita yang telah gugur mendahului kita.
Penulis
Nama :Ismaya Dwi Safitri
IG :@ismayads
No comments:
Post a Comment