Sunday, October 7, 2018


Berikut merupakan salah satu contoh cerpen yang sangat bermanfaat dan menginspirasi

SETETES KERINGAT PERJUANGAN AYAH
Penulis: Ismaya Dwi Safitri
Mungkin definisi pahlawan menurutku dan menurut kalian itu berbeda. Menurutku pahlawan adalah dia yang rela mengorbankan jiwa, raga, waktu, pikiran dan hartanya untuk yang dicintai dengan ikhlas. Ada beberapa yang ku anggap sebagai pahlawan dalam hidupku dan aku akan menceritakan salah satunya yaitu ayahku.
Ayahku bekerja sebagai petani. Beliau merupakan sosok yag sabar. Beliau memang hanya lulusan SD, tetapi semangat untuk melanjutkan pendidikan anaknya sangat besar. Selain ayahku bekerja sebagai petani, ayahku juga mulai merambah dunia perdagangan karena dirasa penghasilan dari bertani kurang mencukupi. Awalnya saat ayah berdagang ayah masih ikut berjualan dengan orang lain, karena ayah belum memilik modal yang cukup besar untuk berdagang kayu.
Ayah yang mulanya baik-baik saja bekerjasama dengan temannya, namun lama-kelamaan temannya mulai tidak mau diajak bekerjasama karena ayah tidak memiliki modal. Ayah kemudian menjual semua sapi yang dimilikinya kemudian ayah membeli motor sendiri dan memiliki sedikit uang. Ayah mulai berdagang kayu dengan modal yang dimilikinya.  Sebenarnya ayah adalah orang yang mandiri, bukan orang yang ingin membebani orang lain.
Ayah sangat mendukung aku untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas. Ayah kemudian membelikan aku sebuah motor, lagi-lagi ayahku harus menguras tabungannya dan menjual ternaknya. Tidak lama setelah aku masuk SMA keluarga ku mendapatkan ujian yaitu kondisiperekonomian keluargaku benar-benar berada dibawah. Kondisi ini membuat ayah sakit dan kemudian ayah dibawa berobat ke banyak rumah sakit.  Keluarga ku kemudian menjual beberapa barang yang kami miliki di rumah. Kondisi ayah semakin melemah ketika ayah depresi memikirkan ini semua.
Aku tahu kondisi ayah. Dia memikul tanggung jawab yang besar yaitu keluarga. Sedih sekali ketika mengingat ayah terbaring lemah, lemah fisik dan lemah psikis. Waktu itu yang ku ingat adalah satu yaitu Allah. Aku percaya bahwa Allah adalah Yang Maha memberi rizki dan Yang Maha menyembuhkan. Aku mulai memanjatkan do’a-do’a kepada Allah. Aku meminta agar ayah segera sembuh dan aku minta agar Allah memberi rizki kepada keluarga ku yang melimpah lagi bermanfaat. Aku mulai rajin membaca kitab suciku yaitu Al-Qur’an, serta ku baca dengan dengan volume yang cukup nyaring agar ayah dan Ibu juga dapat mendengarnya.
Suatu hari ayah yang dalam keadaan diam saja. Aku mengajak pergi bermain ke rumah tetangga terdekat. Aku lihat ayah sudah mulai nyaman bercengkrama dengan tetangga, aku melihat ayah tertawa. Pada hari berikutnya ayah periksa di suatu klinik ternyata ayah terdeteksi hipoglikemi. Hipoglikemi merupakan suatu penyakit dimana gula dalam darah terlampau rendah dari batas normal. Penyakit ayah sudah mulai terdeteksi dan ayah diberikan obat-obatan untuk rawat jalan di rumah. Berangsur-angsur ayah mulai sembuh dan dapat bekerja seperti sedia kala. Kini pahlawan ku sehat kembali dan siap untuk melakukan kebaikan selanjutnya.
Kebaikan yang sudah menunggu ayah yaitu menguliahkan ku di salah satu PTN terbesar di Jawa Tengah. Atas izin Allah aku dapat lolos SNMPTN disana dengan beasiswa bidikmisi. Berbagai hujatan datang, banyak sekali orang yang merendahkan ayahku dan termasuk ibuku yang dianggap tidak akan mampu menguliahkan aku. Ayah tidak pernah gentar. Dia selalu bekerja keras banting tulang demi aku, meskipun aku mendapat beasiswa dan uang biaya hidup setiap bulan, tetapi itu masih belum cukup sehingga ayah masih harus bekerja keras.
Terkadang aku merasa bosan, lelah dan menyesal telah memilih jalan ini yaitu kuliah karena aku kasihan kepada ayahku yang masih bekerja keras demi aku. Ketika aku merasa pesimis dan menyerah dengan jalan yang ku pilih, aku mengingat kembali perjuangan ayah. Kerjakerasnya yang rela menyebrang bengawan hanya menggunakan sampan dengan membawa dagangannya. Tidaklah mungkin ada anak yang rela menciderai kerja keras seorang ayahnya yang rela mempertaruhkan nyawanya. Kerjakerasnyalah yang selalu memotivasi aku untuk maju, untuk bekerja keras pula dan selalu ikhas dengan jalan yang sudah Allah tetapkan. Keikhlasan ayah memanggil jiwaku untuk melakukan hal yang sama kepada sesama manusia. Aku belajar melakukan hal yang sama dengan mengikuti organisasi.
Pada saat kuliah aku tergabung dalam Himpunan dan rohis. Aku dipertemukan dengan orang-orang yang hebat. Orang-orang yang rela mengabdikan dirinya untuk kepentingan bersama. Manfaat tergabung dalam organisasi aku memiliki banyak teman, memiliki manajemen waktu yang baik, mengetahui cara bersosialisasi yang baik dengan orang lain, berlatih menjadi seorang pemimpin dan masih banyak manfaat yang kudapatkan. Di dalam organisasi mengajarkan ku untuk berkorban dan menolong orang lain, sebagai contoh adalah ketika teman sesama pengurus kekurangan panitia, kekurangan peserta dalam acara, ketika membutuhkan seorang moderator dan ketika membutuhkan seorang pembawa acara saya akan membantu semampu saya.
Kebaikan yang kita lakukan ini merupakan investasi. Pahlawan menginvestasikan semua yang dia punya untuk masa depan. Masa depan orang lain yaitu generasi penerus dan masa depan pahlawan itu sendiri yaitu balasan atas kebaikannya dari Tuhan Yang Maha Esa di akhirat nanti, begitu pula sama halnya dengan. Ayah menginvestasikan semua jerih payahnya untuk masa depan ku dan masa depan beliau.
Investasiku ini kemudian berlanjut pada saat aku mendaftarkan diri sebagai calon ketua Himpunan. Meskipun aku gagal terpilih sebagai ketua himpunan pengabdian ku belum berhenti dan dipilih oleh ketua terpilih menjadi salah satu pengurus harian di Himpunan. Aku masih aktif sebagai pengurus rohis pada tahun kedua disaat banyak orang yang memilih berhenti untuk berorganisasi. Tiba saatnya aku sudah purna sebagai pengurus himpunan dan rohis, amanah itu mencoba datang kembali ketika himpunan ku belum menemui titik mufakat untuk menentukan perwakilan senator dari himpunan. Musyawarah berlangsung selama dua hari. Kala itu aku merupakan salah satu timses dari calon wakil BEM namun amanah itu datang kembali dan lebih membutuhkanku. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar sebagai timses dan mendaftarkan diri sebagai senator. Sekarang aku aktif sebagai senator di Senat Mahasiswa Fakultas badan advokasi.
Setetes keringat perjuangan ayah sangat berarti besar untukku. Di dalam setetes keringatnya terdapat perjuangan, pengorbanan, harapan dan do’a. Berjuang, berkorban dan menyisihkan rasa egois demi kepentingan bersama. Tidak semua orang memiliki sifat kepahlawanan itu. Aku hanya seorang anak manusia yang berusaha meneladani sifat dan sikap kepahlawanan dari ayahku. Semoga kita selalu menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain, bangsa dan agama seperti para pahlawan kita yang telah gugur mendahului kita.








Penulis
Nama   :Ismaya Dwi Safitri
IG        :@ismayads

No comments:

Post a Comment